Friday, December 25, 2009

dhomir

Isim dilihat dari kejelasan penentuan maknanya terbagi :
1. Nakiroh : isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Isim nakiroh biasanya ditandai dengan tanwin.
2. Ma'rifat : isim yang menunjukkan makna tertentu atau sudah jelas kekhususannya.
Isim marifat ada tujuh terrangkum dalam syair berikut :
إنّ المعارف سبعة فيها سهل (()) أنا صالح ذا ما الفتى ابن يا رجل
Isim yang masuk kategori ma'rifat ada tujuh, yaitu :
1. Isim dhomir (kata ganti)
2. Isim 'alam
3. Isim isyarat
4. Isim mawshul (kata sambung)
5. Marifat sebab kemsukan 'al
6. Diidhofahkan kepada salah satu isim ma'rifat
7. nakiroh maqsudah

Dhomir (kata ganti)

Isim dhomir merupakan kalimat yang mabni.
Dhomir ada dua, yaitu mustatir dan bariz (dhomir yang tersembunyi dan dhomir yang terlihat), ada yang terletak di dalam kalimat fi'il (muttasil) dan ada yang terpisah dari kalimat (munfasil)

Dhomir mustatir adalah dhomir yg tanda adanya dhomir itu tidak terlihat dalam kalimat. Misalnya unshur. Pada kalimat ini ada dhomir (yaitu anta) tetapi dalam kalimat unshur tidak ada tanda adanya dhomir anta
Kedudukan dhomir mustatir pasti dalam posisi mahal rofa' sebagai fa'il atau naibul fa'il.
Dalam dhomir mustatir, tersembunyinya si dhomir ada yang tidak mungkin ditampakkan (mustatir wujub) dan ada yang mungkin ditampakkan (mustatir jawaz)

Yang tersembunyinya tidak mungkin untuk ditampakkan (mustatir wujub) artinya adalah bahwa dhomir yang dimiliki oleh fi'il tidak dapat digantikan kedudukannya dengan isim dhohir. Sedangkan yang tersembunyinya mungkin untuk ditampakkan (mustatir jawaz) artinya adalah bahwa dhomir yang dimiliki oleh fi'il dapat digantikan kedudukannya dengan isim dhohir.

Mustatir wujub ada pada :
1. Fi'il amar mufrod muzakar. Misale: Zaidun, unshur (hey, menolonglah sopo kamu). Ada dhomir anta pada kalimat ini tetapi dalam kalimat unshur tidak ada tanda adanya dhomir anta dan dhomir anta yang dimiliki (kembali pada) Zaidun dari unshur tidak bisa digantikankan oleh isim dhohir menjadi misalnya Zaidun, unshur Muhammadun (Hey, menolonglah sopo kamu sopo Muhammad)
2. Fi'il Mudhori'
mufrod muzakar mukhotob misale tanshuru (akan menolong sopo kamu). Ada dhomir anta pada kalimat ini tetapi dalam kalimat tanshuru tidak ada tanda adanya dhomir anta dan dhomir anta yang dimiliki oleh fi'il tidak bisa digantikankan oleh isim dhohir menjadi misalnya tanshuru Muhmmadun (Menolong sopo kamu sopo bapakmu)
mutakallim wahdah misale anshuru (Menolong sopo inyong). Ada dhomir ana pada kalimat ini tetapi dalam kalimat anshuru tidak ada tanda adanya dhomir ana dan dhomir yang dimiliki oleh fi'il tidak bisa digantikankan oleh isim dhohir menjadi misalnya anshuru abi (Menolong sopo inyong sopo bapake inyong)
mutakallim ma'al ghayr misale nanshuru (menolong sopo kita). Ada dhomir nahnu pada kalimat ini tetapi dalam kalimat nanshuru tidak ada tanda adanya dhomir nahnu dan dhomir yang dimiliki oleh fi'il tidak bisa digantikankan oleh isim dhohir menjadi misalnya nanshuru Muhammad, (Menolong sopo kita sopo bapake kita)

Mustatir jawaz ada pada :
1. Fi'il madhi
mufrod mudzakar ghoib misale nashoro (menolong sopo dia laki-laki satu). Ada dhomir huwa pada kalimat ini tetapi dalam kalimat dhoroba tidak ada tanda adanya dhomir huwa tetapi dhomir yang dimiliki oleh fi'il bisa digantikan oleh isim dhohir menjadi misalnya nashoro Zaidun (Menolong sopo dia Zaid)
Mufrod muannats ghoibah misale nashorot (menolong sopo dia perempuan satu). Ada dhomir hiya pada kalimat ini tetapi dalam kalimat nashorot tidak ada tanda adanya dhomir hiya tetapi dhomir yang dimiliki oleh fi'il bisa digantikan oleh isim dhohir menjadi misalnya nashorot Hindun (Menolong sopo dia Hindun)
2. Fi'il mudhori'
Mufrod mudzakar ghoib misale Zaidun yanshuru. Ada dhomir huwa pada kalimat ini tetapi dalam kalimat yanshuru tidak ada tanda adanya dhomir huwa. Tetapi, dhomir huwa yang dimiliki (kembali pada) Zaidun dari yanshuru bisa digantikankan oleh isim dhohir menjadi misalnya Zaidun yanshuru abuhu (Utawi Zaid iku menolong sopo huwa bapake Zaid)
mufrod muannats ghoibah misale Hindun tanshuru. Ada dhomir hiya pada kalimat ini tetapi dalam kalimat tanshuru tidak ada tanda adanya dhomir hiya. Tetapi, dhomir hiya yang dimiliki (kembali pada) Hindun dari tanshuru bisa digantikankan oleh isim dhohir menjadi Hindun tanshuru ummuha (Utawi Hindun iku menolong sopo hiyaa ibu'e Hindun)
yanshuru zaidun akan menolong sopo dia zaid
tanshuru fatimatu akan menolong sopo dia fatimah

DHOMIR BARIZ
Dhomir bariz adalah dhomir terlihat dalam kalimat atau tanda
adanya dhomir itu terlihat dalam kalimat. Misalnya Qumta. Ta' menunjukkan bahwa dhomir yg tersimpan adalah anta. Akromaka, kaf menunjukkan bahwa dhomirnya adalah anta.

Dhomir bariz ada dua jenis, yaitu muttasil (bersambung dengan kalimat fi'il) dan munfasil (terpisah dengan kalimat fi'il)

Dhomir muttasil adalah dhomir yg tidak bisa dijadikan sebagai kalimat pembuka dan tidak bisa ditempatkan setelah illa. Misale qumta, tidak mungkin dibaca ta qum atau Ja'a attalamidzu illa ta.
Dhomir bariz munfasil adalah dhomir yg bisa dijadikan sebagai kalimat pembuka dan bisa ditempatkan setelah illa. Misale ana muslimun dan ma qama illa ana.

Dhomir bariz muttasil dibaca/berkedudukan dengan mahal rofa' misale nashorta (menolong sopo kamu) dan dibaca/berkedudukan dengan mahal nashob seperti akromani (memulyakan sopo dia ing inyong) dan dan dibaca/berkedudukan dengan mahal jer seperti marro bina (ketemu sopo dia dengan kita)

Dhomir bariz munfasil dibaca/berkedudukan dengan mahal rofa' misale ana-nahnu, hiya-huma dll sejumlah 12 dan dibaca/berkedudukan dengan mahal nashob seperti iyyaya iyyana iyyaka dll sejumlah 12 juga.

Dhomir bariz munfasil dengan mahal rofa' jika berada di awal jumlah, maka berkedudukan sebagai mubtada'. Sedangkan dhomir bariz munfasil dengan mahal nashob hanya berkedudukan sebagai maf'ul bih.

3 comments:

  1. apakah dhomir mustatir hanya ada pd dhomir hua dan hia? dan ana dan nahnu pd fi'il mudhorek saja?

    ReplyDelete
  2. kalau lafal yadribaani fa'ilnya berupa dhomir mustatir apa bariz?

    ReplyDelete