Friday, December 25, 2009

cara baca junior

Bismillah
Bahasa Arab

Kita akan belajar bahasa Arab. Artinya yang akan kita pelajari adalah bahasa Arab. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang cara menulisnya dari kanan. Bahasa ini pada aslinya ditulis dengan huruf yang dinamakan huruf hija’iyyah. Huruf hija’iyyah adalah kumpulan huruf yang diawali dari hamzah hingga ya` dan berjumlah 28. bahasa Arab yang ditulis dengan huruf hijaiyyah ini adalah bahasa yang unik. Bahkan sangat unik. Penulisan bahasa ini pada bentuk aslinya ditulis dengan tanpa harokat. Harokat adalah tanda yang digunakan untuk menunjukkan bahwa huruf yang diberi tanda itu bisa diucapkan dengan suara a, i, o, atau u. Dalam bahasa latin menjadikan huruf konsonan dalam bentuk bunyi vokal.
Bagi orang Arab asli, atau mereka yang punya bahasa ini, rangkaian huruf tanpa harokat dapat dibaca dan tidak menjadi huruf mati. Sebagai contoh rangkaian huruf ini “هو محمد” akan dibaca huwa muhammad. Huruf yang ada dalam rangkaian di samping adalah huruf mati, dalam arti semua adalah huruf konsonan dan tidak ada huruf vokalnya. Cara memberi harokatnya adalah pasti dan tidak berubah-ubah. Kepastian pemberian harokat ini yang dijadikan kaidah cara membaca bagi orang asing yang hendak belajar bahasa Arab. Kaidah-kaidah cara membaca tulisan Arab ini dipelajari dalam disiplin ilmu yang biasa disebut ilmu Nahwu-Sharaf.
Bidang Nahwu sebagian besarnya akan mempelajari pemberian tanda baca pada bagian akhir dari setiap kata dalam bahasa Arab. Sedangkan bidang Shorof akan mempelajari bagian awal hingga bagian sebelum akhir dari tiap kata. Nama ilmu nahwu diambil dari beberapa contoh tidak berubahnya kaidah untuk membaca bahasa Arab. Nahwu sendiri berarti contoh. Nama ilmu Shorof diambil dari arti kata ini yaitu perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan bentuk dari kata bahasa Arab yang memberikan arti berbeda untuk setiap variasi perubahannya. Shorof sendiri berarti perubahan.
Bagian pertama dari mempelajari cara baca bahasa Arab adalah mengenali kata-kata yang menyusun bahasa Arab. Dalam bahasa ini hanya ada 3 jenis kata yang menyusunnya yaitu isim, fi’il, dan huruf.
• Isim adalah kata yang dipakai untuk menunjuk nama apa saja.
• Fi’il adalah kata yang dipakai untuk menunjuk aktifitas.
• Huruf adalah kata yang dipakai untuk melengkapi.

Cara membaca kalimat isim itu dapat dicermati dari asal usul isim tersebut :
1. Isim Jamid, yaitu isim yang dari sononya memang dijadikan untuk menyebut suatu nama tertentu, bukan diambil dari perubahan bentuk dalam tashrifan. Contohnya كرسي, سبّورة, جدار. Kata-kata ini digunakan untuk menyebut kursi, papan tulis, dinding. Dalam dalam deretan perubahan dalam tashrif tidak akan ditemukan. Ini yang disebut isim jamid. Jamid sendiri artinya keras.
2. Isim musytaq, yaitu isim yang digunakan untuk menyebut suatu nama tertentu, dan diambil dari perubahan bentuk dalam tashrifan. Misalnya كتاب كاتب مكتوب مكتب yang digunakan untuk menyebut tulisan, penulis, yang ditulis, tempat menulis yang terambil dari perubahan dalam tashrifan كتب يكتب كتاب كاتب مكتوب مكتب. Ini yang disebut isim musytaq.Musytaq sendiri terambil dari artinya keras.
Dari dua jenis kalimat isim ini, maka cara membaca kalimat isim adalah :
1. Jika isim itu adalah isim jamid maka cara membacanya hanya bisa diketahui dari dengan harokat apa orang yang punya bahasa itu membaca. Artinya dapat ditelusuri cara membacanya melalui kamus. Atau jika kata itu adalah kata yang sudah sering didengar pengucapannya, maka cara bacanya sesuai apa yang pernah didengar itu. Ini yang disebut sima’i ((سماعيّ, dari dulu yang terdengar pengucapannya ya begitu itu.
Sebagai perbandingan, beras yang sudah dimasak oleh orang jawa disebut dengan sega. Pengucapan sima’i tulisan itu dari orang Cirebon diucapkan dengan sega` tetapi oleh orang Ngawi diucapkan dengan sego. Sebagai perbandingan kata yang tanpa harokat dan dibaca dengan sima’i-nya adalah BLS dalam bahasa sms. Huruf-huruf itu akan dibaca dengan balas bukan dengan blas atau bulus.
2. Jika isim itu adalah isim musytaq maka cara membacanya dapat diketahui dengan melihat bentuk kalimat (sighot) dalam deretan tashrifan. Misalnya tulisan كاتب adalah serupa dengan bentuk فاعل dalam deretan tashrifan sehingga akan dibaca كَاتِبٌ. Kata مكتوب sama dengan مفعول maka akan dibaca مَكْـتُوبٌ. Hanya saja bentuk terbanyak dalam isim musytaq adalah masdar yang variasinya sangat banyak, meski tetap dapat dilacak bentuk dan cara bacanya.
3. Kita buktikan !!!

No comments:

Post a Comment